LIMBAH B3 - Ilmu Alamiah Dasar-
Pencemaran Limbah B3
Masalah lingkungan
kerap kali menjadi topik pembicaraan para mahasiswa, orang yang berintelektual,
dan bahkan dunia ikut bergabung untuk penyelesaian masalah serta pengungkapan
masalah-masalah yang ada dilingkungan kita ini. Terkait dengan isu lingkungan
pada dewasa ini sangat beragam. Adapun beberapa isu lingkungannya adalah
sebagai berikut: pemanasan global, penipisan lapisan ozon, hujan asam,
kebakaran hutan, pencemaran limbah B3, pencemaran minyak lepas pantai,
pertumbuhan populasi, desertifikasi, penurunan keanekaragaman hayati,
kekeringan, banjir, deforestasi, pencemaran limbah industri, longsor, erosi
pantai (abrasi), intrusi air laut. Ini adalah beberapa contoh isu yang terjadi dilingkungan
sekitar kita, masih banyak lagi isu lingkungan lainnya.
Penulis
akan menguak sedikit tentang salah satu isu lingkungan yang disebut diatas
yaitu Pencemaran Limbah B3. Semoga
dengan tulisan ini baik pembaca maupun penulis dapat mengambil manfaat dan akan
menjaga lingkungan, serta bisa menemukan solusi yang tepat terhadap masalah
yang ada dalam lingkungan sekitar.
Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara
berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal
sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
Limbah B3 dalam Penanganannya
harus secara khusus dengan konsep from
cradle to grave . Isu limbah B3 menjadi isu global karena berdampak kepada
semua negara apabila limbah B3 dibuang ke laut lepas dan mengalami kebocoran.
Dampak limbah B3 menjadi masalah yang akut karena menyebabkan kematian bagi
makhluk hidup.
Karakteristik limbah:
ü Limbah mudah meledak
Adalah limbah yang melalui reaksi
kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan.
ü Limbah mudah terbakar
Adalah limbah yang bila berdekatan
dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala
atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu
lama.
ü Limbah reaktif
Adalah limbah yang menyebabkan
kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida
yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
Ø Limbah beracun
Adalah limbah yang mengandung racun
yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan
kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau
mulut.
Ø Limbah penyebab infeksi
Adalah limbah laboratorium yang
terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian
tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi.
Ø Limbah yang bersifat korosif
Adalah limbah yang menyebabkan
iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang
dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk yang
bersifat basa.
Macam
Limbah Beracun
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat
diklasifikasikan menjadi:
- Primary sludge
yaitu limbah yang berasal dari
tangki sedimentasi pada pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa
organik yang stabil dan mudah menguap.
- Chemical sludge
yaitu limbah yang dihasilkan dari
proses koagulasi dan flokulasi.
- Excess activated sludge
yaitu limbah yang berasal dari
proses pengolahan dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik
berupa lumpur dari hasil proses tersebut.
- Digested sludge
yaitu limbah yang berasal dari
pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic di mana
padatan/lumpur yang dihasilkan cukup stabil dan banyak mengandung padatan
organik.
Limbah
Deterjen
Deterjen
merupakan produk teknologi yang strategis, karena telah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari masyarakat modern mulai rumah tangga sampai industri.
Deterjen umumnya tersusun atas lima jenis bahan penyusun, yaitu :
- surfaktan, yang merupakan senyawa Alkyl Bensen
Sulfonat (ABS) yang berfungsi untuk mengangkat kotoran pada pakaian.
ABS memiliki sifat tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme
(nonbiodegradable).
- senyawa fosfat (bahan pengisi), yang mencegah
menempelnya kembali kotoran pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa fosfat
digunakan oleh semua merk deterjen memberikan andil yang cukup besar
terhadap terjadinya proses eutrofikasi yang menyebabkan Booming Algae
(meledaknya populasi tanaman air)
- Pemutih dan pewangi (bahan pembantu), zat pemutih
umumnya terdiri dari zat natrium karbonat. Menurut hasil riset organisasi konsumen
Malaysia (CAP) Pemutih dapat menimbulkan kanker pada manusia. sedangkan
untuk penwangi lebih banyak merugikan konsumen karena bahan ini membuat
makin tingginya biaya produksi, sehingga harga jual produk semakin mahal.
Padahal zat pewangi tidak ada kaitannya dengan kemampuan mencuci.
- bahan penimbul busa, yang sebenarnya tidak
diperlukan dalam proses pencucian dan tidak ada hubungan antara daya
bersih dengan busa yang melimpah.
- Fluorescent, berguna untuk membuat pakaian
lebih cemerlang.
Menurut Asosiasi Pengusaha Deterjen
Indonesia (APEDI), surfaktan anionik yang digunakan di Indonesia saat ini
adalah alkyl benzene sulfonate rantai bercabang (ABS) sebesar 40% dan alkyl
benzene sulfonate rantai lurus (LAS) sebesar 60%. Dibandingkan dengan LAS, ABS
merupakan senyawa yang lebih sukar terurai secara alami. Oleh karenanya, pada
banyak negara di dunia penggunaan ABS telah dilarang dan diganti dengan LAS.
Sedangkan di Indonesia, peraturan mengenai larangan penggunaan ABS belum ada.
Beberapa alasan masih digunakannya ABS dalam produk deterjen, antara lain
karena : harganya murah, kestabilannya dalam bentuk krim pasta dan busanya
melimpah.
Dampak pada Kesehatan
Mercury termasuk bahan teratogenik. MeHg
didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. MeHg terutama
terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90% ditemukan dalam darah merah.
Efek
Fisiologis :
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP)
dan ginjal, dimana
mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan
ginjal antara
lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek
pada pertumbuhan :
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap
pertumbuhan bayi.
Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah
ibu
mempunyai kaitan signifikan.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajang MeHg bisa menderita
kerusakan otak
dengan manifestasi :
• Retardasi mental
• Tuli
• Penciutan lapangan pandang
• Buta
• Microchephaly
• Cerebral Palsy
• Gangguan menelan
Efek
yang lain :
Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat
terjadi pada
keracunan akut. Inhalasi dari elemental Mercury dapat
mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan
yang mengandung Mercury dapat
menyebabkan kerusakan liver.
Prinsip Pengololaan Limbah B3
ü Minimisasi limbah
ü Pengelolaan limbah B3 dekat dengan sumber (persyaratan
teknis operasional)
ü Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan
ü “From The Cradle To The Grave” (mulai
dihasilkan sampai penimbunan)