Mendidik Anak
Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi tingkah laku anak. Orang tua yang otoriter akan bisa menjadikan anak memiliki kedisiplinan dan ketaatan yang semu. Anak yang dengan pola asuh otoriter akan meliki tekanan tingkah laku yang terbatas. Lain lagi dengan demokratis. Namun, demokratis yang kebablasan juga berdampak negatif bagi anak. Apalgi jika pola asuh permisif, orang tua tidak peduli dengan perkembangan anaknya. Sangat miris jika orang tua belum siap mental menerapkan pola asuh permusif tersebyt. Pola asuh yang baik adalah orang tua yang memberikan kasih sayang, perhatian dengan maksimal.
Kesetaraan gender membuat para ibu mengabaikan kewajibannya untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang maksimal kepada anaknya. Anak di titipkan kepada orang tuanya, sementara ia bekerja atau berkarir. Bahkan dengan tega anak dititipka ke pembantu. Namun, jika pembantu memiliki akhlak yang baik dan bisa memberikan dampak positif bagi anak itu tidaklah menjadi masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika pembantu tersebut tidak memiliki akhlak yang baik dan tidak sabar merawat anak kita.
Ilmu sabar pun harus dimiliki oleh seorang ibu, dimana kesabaran itu akan dipakai ketika anak membuat kita jenuh dan sangat aktif. Ilmu sabar ini tidak diperoleh di bangku sekolah. Kesabaran ini adalah pila kebiasaan tingkah laku kita. Jika ibu yang sabar bisa menjadikan anak tidak depresi akibat tingkah lakunya yang nakal lalu dimarahi oleh ibunya.
Dalam Islam ada pola asuh untuk anak setiap periode 7 tahun. 7 tahun pertama jadikan anak sebagai raja, dimana semua keinginan dan tingkah lakunya yang positif diberi pujian dan turuti. 7 tahun kedua jadikan ia sebagai pembantu, dimana pada usia ini melatih anak untuk membiasakan dirinya untuk mengenal kewajiban yang harus dikerjakan. Karena usia ini, anak akan melatih dirinya agar tidak dimanjakan oleh ibunya. 7 tahun ketiga jadikan ia seorang sahabat, dimana diskusi mengenai hal apapun diutarakan, dan adanya keterbukaan mengenai semua masalah kehidupan; cinta, sekolah, dll. 7 tahun keempat, jadikan ia sebagai seorang pemimpin. Dimana diusia ini anak dipercayai untuk memimpin dan memperoleh dukungan untuk membina rumah tangga.