Jinak-Jinak Merpati
Obrolan malam itu sangat menggelitik tangan ingin menuliskan kisah jinak-jinak merpati. Malam itu tepatnya ba'da isya S dan E memulai obrolan dari bobot yang berat sampai ke ringan. yang menjadi menarik adalah saat E memberikan ilmu dari ayahnya, yang didalamnya ada istilah yang baru S ketahui.
E mengaku bahwa ia juga sulit untuk mengaplikasikan apa yang ayahnya berikan. Awalnya, S bercerita mengenai kegalauan hatinya karena mencintai seseorang. tetapi, S tau itu hal yang wajar dan bisa menjadi salah jika diteruskan ke jenjang lebih intim (ex,smsan). Ia mencoba untuk menjauhi semua hal yang berkaitan dengan orang yang ia sukai. Alhasil itu membuahkan hasil yang positif, ia tidak berkomunikasi dengan orang yang ia sukai, dan secara dzohir ia tidak ada dalam lingkungan orang tersebut. Namun, kegalauan S ini beralih pada kegalauan yang lain, yaitu rindu yang tumbuh menjalar ke lubuk hatinya, rindu untuk mendengarkan suara orang yang ia cintai, rindu berkomunikasi dengan orang yang ia sukai dan rindu yang setidaknya tahu kabar orang yang ia sukai.
Dalam hati S ada pertentangan hebat. yaitu, mempertanyakan keseriusan orang yang ia cintai. jika memang orang yang ia cintai juga mencintainya, maka ia tidak akan lama-lama menunggu takdir untuk menikah dengannya. tetapi, lain lagi jika orang yang dia cintai itu mempermainkan hatinya. hanya ingin mendekat, tapi tidak bertanggung jawab atas kedekatan tersebut. S sengaja menjauh dan hilang kontak dengan orang yang ia cintai. tetapi, semenjak S menginginkan hilang kontak dengan yang ia cintai. malah, yang ia cintai pun seakan bersama-sama ingin juga menjauhi dirinya. selama 3 minggu orang yang ia cintai tidak menghubunginya. padahal, sehari sebelum hilang kontak mereka sangat intens berkomunikasi. Kesimpulan yang diambil oleh S adalah orang yang ia cintai sudah merasa nyaman berkomunikasi dengan orang lain, tetapi bukan dirinya. dan hal itu membuat fikirannya terbuka. ia saja berani untuk berkomunikasi dengan S, apalagi dengan orang lain yang mungkin orang lain lebih open dibanding dirinya.
Disitulah S mencurahkan suara hatinya pada E. kemudian, E memberikan ilmu mengenai jinak-jinak merpati dari ayahnya. seakan, ayahnya itu tau kegalauan hati anak remaja akhir yang sedang menemukan jati dirinya. "E, laki-laki itu jinak-jinak merpati" Ucap Ayah E seketika. Lalu, E penasaran dengan petuah yang keluar dari mulut ayahnya dan ia mengeluarkan pertanyaan yang menunjukkan ia belum memahami maksud petuah tersebut. "Maksudnya jinak-jinak merpati itu apa Yah?" Tanya E penasaran. namun, ayah E dengan sengaja menolak menjawab langsung, ia menantang anaknya untuk mengetahuinya sendiri dengan pengalaman.
E mengaku pada S bahwa ia baru mengetahui apa maksud petuah ayahnya tersebut. Setelah S paksa untuk menjelaskan, akhirnya E menjelaskan maksud dari petuah ayahnya.
Gini S, laki-laki itu ibarat jinak-jinak merpati. ketika kita diam, merpati itu mendekat dan seakan menari dihadapan kita, agar kita tergoda untuk mengejar merpati tersebut. tapi, setelah kita menyadari keindahan merpati tersebut kita mendekat dan ingin meraih merpati itu. tapi, merpati tersebut terbang menjauh seakan mempermainkan kita. Itulah yang aku internalisasikan pada seorang laki-laki yang diberi label 'jinak-jinak merpati'
Sri 9 September 2014
@RQ
Pukul 23.41
Terinspirasi dari cerita semalam