Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014

Decision Making (Pengambilan keputusan)

Pengambilan keputusan sesuatu yan selalu ditemui dimanapun kita berada. Oleh siapaun orangnya. Decision making ini bisa merupakan proses mental yang dilakukan seseorang untuk menjadi sebuah keputusan yang akan dilakukan.  Semua orang yang koseling pun kebanyakan meiminta bantuan untuk mendorong ia dalam pengambilan keputusan, meminta dukungan mengenai dukungan dalam pengambilan keputusannya. Tidak usah jauh-jauh, contohnya saja teman kita. Mereka sering sekali meminta pendapat kita untuk pengambilan keputusan. Mulai dari keputusan warna baju yang akan digunakan esok hari, pergi atau tidaknya ia ke suatu tempat, pindahnya ia ke kosan baru sampai kepada pemilihan pasangan. Lalu, pertanyaannya. Apalagi proses pengambilan keputusan dengan melibatkan orang lain dalam prosesnya menjadikan seseorang sehat mental? Atau bahkan menjadi masalah mental?  Penulis pun merasa bahwa saran orang lain dapat mempengaruhi penulis dalam pengambilan keputusan. Contohnya saja saat ingin masuk PTN, p

Mendidik Anak

Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi tingkah laku anak. Orang tua yang otoriter akan bisa menjadikan anak memiliki kedisiplinan dan ketaatan yang semu. Anak yang dengan pola asuh otoriter akan meliki tekanan tingkah laku yang terbatas. Lain lagi dengan demokratis. Namun, demokratis yang kebablasan juga berdampak negatif bagi anak. Apalgi jika pola asuh permisif, orang tua tidak peduli dengan perkembangan anaknya. Sangat miris jika orang tua belum siap mental menerapkan pola asuh permusif tersebyt. Pola asuh yang baik adalah orang tua yang memberikan kasih sayang, perhatian dengan maksimal.  Kesetaraan gender membuat para ibu mengabaikan kewajibannya untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang maksimal kepada anaknya. Anak di titipkan kepada orang tuanya, sementara ia bekerja atau berkarir. Bahkan dengan tega anak dititipka ke pembantu. Namun, jika pembantu memiliki akhlak yang baik dan bisa memberikan dampak positif bagi anak itu tidaklah menjadi masalah. Yang menjadi masa

Sehari Bersama KAMMI Medsos

Gambar
Walaupun sudah tingkat akhir, tapi semangat masih semangat muda. :) itulah yang kami tunjukkan untuk mengikuti serangkaian kewajiban memenuhi undangan pernikahan salah satu kader KAMMI daerah Tangerang Selatan. Hari itu tepat tanggal 27 september 2014 adalah hari paling bersejarah bagi pasangan Maryam dan Ridwan. Dimana pada hari tersebut adalah acara ritual pernikahan mereka. Dihari itulah moment silaturahmi dimulai. Khususnya Anggota kammi medsos. Kami sengaja rental mobil untuk menghadiri pernikahan Maryam. Hari spesial untuk kader medsos. Hal yang menarik dari hari ini adalah adanya kader medsos yang kompak, liburan special bersama kader medsos. ;).  Taukah kamu? Medsos kemana? Yah. Ke Ancol, dan kota tua (ya walaupun cuma lewat). Itu hal yg spesial dan semoga menjadi sarana pengerat silaturahmi..  Ini dia dokumentasinya. :) 

Semoga ini yang Terbaik

Saya pernah berdiskusi mengenai judul artikel ini. Diskusi ini diawali dengan masalah-masalah yang berada disekitar kami. Awalnya kami tidak setuju dengan statemen diatas. Hal ini membuktikan kepasrahan manusia akan hal yang terjadi pada dirinya. Saya menganggap pernyataan diatas bukan sama dengan konten kepasrahan. Karena sulitnya mencari kata sepadan, akhirnya saya masih menelan mentah pernyataan itu sama dengan kepasrahan. Teman saya "E", dia berargumen bahwa pernyataan "semoga ini terbaik untuk saya" sebuah kepasrahan. Karena, memiliki kesan tidak adanya usaha dalam diri orang tersebut. Bisa terlihat dari kepasrahan dari seorang paduka yg menerima hukuman dari sworang raja karena paduka tersebut bergumam "semoga ini yg terbaik". Dan ia dimasukkan kedalam penjara. Berbeda antara kepasrahan dan berkata dengan pernyataan diatas. Pernyataan diatas adalh sebuah doa dan harapan kepada Tuhan agar apa yg telah dilakukan tersebu menjadi terbaik unt