UJIAN
Saat
ujian datang, para pelajar baik SD, SMP, SMA, Mahasiswa. Mereka tertekan,
kesetresanpun silih berdatangan pada saat ujian. Seolah ingin segera berakhir
dari semua ini. Istirahat kurang, shalat malam terus dilaksanakan, baca bahan
pelajaran disetiap sudut rumah, menginginkan waktu untuk bermainpun
dikorbankan. Bercengkerama dikurangi.
?
|
Kenapa
harus ada ujian? Kenapa harus ada waktu khusus dalam penempatan waktu ujian
serempak? kenapa ujian yang diujikan itu materinya banyak? Padahal soalnya
hanya beberapa butir saja. Kenapa kita harus menghapal materi-materi itu? Apa
sih fungsinya? Toh ketika kita hafal, belum tentu kita akan paham? Kenapa harus
ada ujian, jika memang ujian itu membuat kita semakin tidak jujur dalam
mengerjakannya? Mengerjakan segala cara untuk lolos dari ujian ini, dari mulai
bertanya kesana kemari, menulis catatan kecil, menulis di meja, menulis dibagian
tubuh (tangan, dasi). Apakah itu yang para pendidik intelektual ingin mendidik
para penerus bangsa terus-terusan begini? Apakah kebudayaan menyontek akan
selalu dipertahankan karena ujian yang dilakukan dalam waktu yang bersamaan?
bagaimana solusinya?
Ketika
kita telah melakukan segala cara untuk memasukkan materi, teori, dan semua hal
yang berkaitan dengan satu pelajaran yang akan diujikan, tiba- tiba keesokan
harinya pada saat ujian datang, malah “pikun mendadak”. Saat ujian kita melihat
soalnya terlihat begitu sulit, kita sempat berfikir materi ini tuh belum
diajarkan. Kita tengok kanan kiri dan ternyata semua orang asyik dengan soal
yang mereka kerjakan. Nah loh, apa yang salah? Apa soalnya yang sulit, apa
memang kita yang tidak bisa mengisinya? Apakah kita rela dengan menjatuhkan
harga diri kita dengan bertanya kepada teman?
Apa yang harus dilakukan? Sementara waktu yang tidak terlalu banyak
semakin menipis dengan kebingungan ini. Yasudah, cara untuk tidak menjatuhkan
harga diri kita, kita pura-pura saja
untuk membaca walaupun dengan berulang kali ternyata kita tidak memahami dan
sulit untuk menulis di atas kertas jawaban dari soal tersebut. Berikan jawaban
apa adanya, jika memang kita tidak sama sekali mengetahui jawaban dan teori
yang telah diajarkan.
Tentang
ujian (Rahmat Abdullah)
1. Waktu
belajar lebih panjang dibanding waktu ujian
2. Datang
di titik lemah seorang hamba
3. Hanya
menghentak diawal, selebihnya menikmati
#Selamat
menikmati ikhtibar niha’I, ma’akum an-najah wa ridhoh