Tes MBTI
Dengan tes MBTI
ini saya bisa memprediksi kepribadian saya dengan presentase 70% dan 25% nya
sisa dari lingkungan saya yang mempengaruhi. Dalam MBTI ini saya bisa
mengetahui saya tipe kepribadian seperti apa. Dibawah akan diuraikan
kepribadian apa yang saya miliki menurut tes MBTI.
Introvert
Terlihat dengan
jelas dalam deskripsi tes MBTI uraikan. Introvert ini cocok pada diri pribadi
saya. Karena saya lebih focus kepada orang-orang dunia dalam dan sedikit banyak
ahli mengenai konsep dan ide. Dibandingkan dengan focus pada dunia luar
terutama pada orang dan objek. Saya lebih menyenangi berkomunikasi dengan
tulisan dibandingkan dengan berbicara langsung di depan umum. Tapi, terkadang
pada waktu dan tempat tertentu saya berani untuk berbicara langsung di depan
umum. Dan pada waktu dan tempat tertentu pula saya gampang berinteraksi dan
extropert pada teman-teman tertentu. Namun hal yang mendominasi yang saya
rasakan bahwa saya adalah orang yang introvert. Sedikit menarik diri dengan
dunia luar.
Sebagai contoh
saya introvert adalah saat saya belajar diskusi di kelas. Terkadang ide dan
gagasan sudah tersusun rapih yang akan saya tanyakan kepada narasumber, namun
ide atau gagasan itu tidak tersampaikan karena saya sering berfikir ulang
apakah ide dan gagasan saya cocok dalam bahasan kali ini. bahkan sebelum saya
berbicara didepan saya sudah mempersiapkan hal-hal apa saja yang harus saya
bicarakan di depan. Atau jika tidak ada persiapan saya coba untuk spontanitas
yang akhirnya sayapun sering kali cemas ketika saya tidak bisa jawab pertanyaan
yang belum terkonsep.
Introvert dalam
deskripsi dikotomi MBTI juga menyebutkan bahwa introvert lebih suka mengerjakan
pekerjaan sendiri atau berpasangan. Disini saya lebih suka mengerjakan
pekerjaan bersama karena bukan saja lebih mudah dan cepat tapi lebih mudah
materi masuk ke dalam otak.
Introvert
memiliki konsep yang baik, namun memang akhirnya jarang terealisasi. Karena
konsep dengan actionnya kurang. Namun saya disini konsep dan realita selalu
ingin diwujudkan. Saya selalu mencari orang yang ekstrovert untuk membantu
mewujudkan konsep yang saya inginkan. Sembari mengajarkan saya untuk menjadi
ekstrovert.
Introvert kadang
terlihat sendiri, disini saya tidak terlalu sering sendiri. Karena ketika
sendiri. Saya coba untuk mencari teman. Namun introvert seringkali diajak
ngobrol, bukan mengajak ngobrol, disini memang ketika berdiskusi nonformal saya
selalu aktif mengeluarkan ide dan konsep yang dikembangkan oleh saya. Hanya
saja saya kurang berani jika dalam forum diskusi yang lebih besar lagi.
Menurut saya
solusi untuk diri saya sendiri adalah mencoba mengeksplor apa yang ada dalam
ide dan konsep. Karena konsep dan ide yang saya miliki terkadang beda dengan
orang lain. Maka dari itu saya harus percaya dengan diri saya sendiri dengan
ide dan konsep yang saya miliki.
Sensing (S)
Saya seringkali mencari
fakta untuk melengkapi informasi yang saya dapatkan dibandingkan saya harus
pasrah dengan informasi yang saya terima begitu saja. Agar informasi yang saya
dapatkan bisa akurat. Sebelum mengambil keputusan saya menimbang-nimbang
keakuratan fakta dengan data. Pencarian fakta ini terkadang memmbuat saya tidak
mudah percaya pada orang lain karena saya ingin mensinergiskan antara informasi
yang saya dapatkan dengan fakta yang sebebnarnya
Percaya pada
pengalaman. Karena pengalaman adalah guru yang terbaik. Dengan pengalaman saya
bisa mengambil hikmah dari semuanya. Menurut saya Sensing disini mengajarkan
kita untuk selalu belajar dengan mencari kebenaran. Bukan hanya menerima begitu
saja informasi yang kita dapatkan. Disini bisa terlihat positif seorang
individu, agar tidak terjadi kesalah fahaman informasi yang didapatkan dengan
faktanya.
Solusi untuk
diri saya dengan memiliki sifat sensing. Saya harus mendengarkan informasi
dengan baik. Adakalanya jika orang yang memberikan informasi selalu jujur,
berarti kita sedikit banyak kita percaya pada dia. Namun tetap diunggulkan
untuk selalu mencari fakta setiap informasi yang didapatkan.
Feeling (F)
Saya orang yang
selalu merasa tidak enak dengan oranglain. Selalu merasa takut jika orang lain
marah akan sikap yang akan saya ambil. Lebih banyak melibatkan perasaan
dibandingkan dengan kenyataan. Setiap pengambilan keputusan lebih kepada
melibatkan apakah orang lain akan senang dengan pengambilan keputusan yang saya
ambil atau tidak.
Maka dari itu setiap akan mengambil suatu
keputusan saya selalu menimbang-nimbang akankah pengambilan keputusan ini
menyakiti orang lain atau tidak. Orang lain akan marah atau tidak. Jika kemungkinannya orang lain
akan marah saya akan mencari alternative agar orang lain tidak marah atau tersinggung
dengan keputusan yang saya ambil.
Feeling ini bisa mengajarkan kita
bagaimana menghargai orang lain. Bagaimana agar orang lain tidak sakit hati
dengan pembicaraan kita dan pengambilan keputusan yang kita ambil. Dan hal-hal
yang mudah sensitive untuk orang lain. Belajar bagaimana cara memahami orang
lain. Karena jika kita peka terhadap perasaan orang lain, maka kita akan lebih
peka juga terhadap masalah yang kita hadapi.
Solusi untuk diri saya mengenai
‘feeling’. Terkadang jika menimbang-nimbang perasaan orang lain. Kita akan
sulit untuk mengambil keputusan. Oleh karenanya harus bisa menempatkan
bagaimana kita bisa memiliki perasaan tidak enakan dengan orang lain dan
penempatan waktu keputusan yang kita ambil. Perasaan seperti itu harus
digeneralisasi agar tidak ada orang yang merasa didzolimi. Dan menggunakan
redaksi kalimat yang baik agar orang yang bersangkutan tidak terlalu sakit hati
dengan pengambilan keputusan yang merugikan perasaan mereka.
Perceiving (P)
Dalam mengambil
keputusan seringkali menunda-nunda memprediksi apakah keputusan yang saya ambil
akan bermanfaat atau tidak. Mengerjakan tugas juga kadang menunda-nunda. Jika
Date Line sudah hampir mendekati baru tugas itu dikerjakan tidak dengan selalu
mengerjakan tugas jauh-jauh hari sebelum Date Line. Karena jika mendekati Date
Line semua kemampuan terkerahkan dan hasilnya akan maksimal. Energy yang tinggi
didapatkan ketika kita sedang terdesak, begitupula yang saya rasakan.
Terkadang menyenangi kejutan. Tapi
terkadang saya menjadwalkan hal-hal yang akan saya kerjakan esok hari. Namun,
akhirnya kadang hal itu ditunda sampai batas waktu yang telah ditentukan.
ISFP
Dengan
hasil MBTI, saya memang orangnya penuh perhitungan. Entah perhitungan biaya,
tempat dan hal lain menyangkut hal tersebut.
Silahkan dicoba Tes ini. kita dalam kategori apa?