Permasalahan yang berada di Jakarta Perspektif Psikologi

Permasalahan yang berada di Jakarta Perspektif Psikologi

Masalah Jakarta sebagai pusat kota, dan sebagai Ibu kota Indonesia. Salah satu yang memiliki permasalahan yang kompleks, dan tidak membutuhkan waktu yang sedikit untuk menghapus permasalahan tersebut. Sebagaimana teori psikometri, suatu error tidak akan bisa dihilangkan, hanya bisa dimanipulasi dan dikurangi.

Dibawah ini akan saya jelaskan masalah di Jakarta, yaitu:

Pola kebiasaan buruk buang sampah sembarangan
Pola pembiasaan buruk untuk membuang sampah sembarangan ini membuat salah satu masalah di Indonesia, yaitu bisa berakibat banjir, air sungai tidak mengalir dengan baik dan struktur kota yang berantakan yang membuat Jakarta terlihat kotor.

Dengan masalah tersebut menurut ilmu Psikologi adalah adanya pola kebiasaan atau ‘Habits’ dari masyarakat yang tinggal di Ibu kota Jakarta yang masih buruk. Kenapa bisa terbentuk habits yang buruk? Karena adanya repitisi (pengulangan), latihan (practice) maka terbentuklah habits (dikutip dari Felix Siaw-Habits).

Dimana suatu perilaku akan menjadi sebuah kebiasaan yang menetap dan berkelanjutan jika itu di repetisi, dan di latih. Missal: masyarakat kota Jakarta mengulang-ulang perliaku membuang sampah tidak pada tempatnya itu bukan hanya sekali saja, tetapi berulang kali dan bahkan tingkah laku itu dilakukan dengan involunter (tidak sadar), sehingga dengan tanpa perintah ketika dia sedang makan di jalan dan sampahnya langsung di buang begitu saja. Latihan disini adalah, bagaimana dia melatih dirinya untuk terus melakukan perilaku buang sampah sembarangan ribuan kali bahkan milyaran kali, dari dia SD bahkan sampai umurnya yang sekarang. Maka, tidaklah aneh ketika sampah itu tidak menjadi hal yang perlu diperhatikan secara focus untuk dibuang pada tempatnya. 

Hal ini akan membuat banyak sekali kesulitan untuk merubah pola kebiasaan tersebut. Terlebih jika usia orang tersebut sudah usia lanjut. Karena, dengan usia lanjutnya missal 40 tahun, berarti dia telah mengulang-ulang kebiasaan dan melatihnya itu selama 40 tahun. Tetapi, kebiasaan itu pun akan bisa dialihkan atau digantikan dengan pola kebiasaan positif dengan perilaku sebaliknya, yaitu dengan cara membiasakan melatihnya lebih dari dari dia melakukan perilaku negative tersebut.

Adanya teori modeling, teori yang berasal dari teori Bandura. Seseorang akan memodel perilaku orang lain dengan mudah. Misal, ibunya sering membuang sampah juga dihadapannya, sehingga iya pun meniru perilaku atau tindakan ibunya.




Postingan populer dari blog ini

Syarat TES yang baik